Hmmm, ini adalah ceritaku, sebenarnya bukan aku sih, tapi tentang cincin kami yang jadikan sebagai simbol hati. Ini bukan cicin emas, tak pula cincin mahal, tapi bermakna bagi kami, aku dan dia.
Cicin yang ku pesan tanpa ada perencanaan sedikitpun, berawal dari aku yang waktu itu masih bekerja di sebuah perusahaan Rokok terbesar di Indonesia yang melebarkan sayapnya dipersaingan telekominikasi di kudus (sebagai marketing atau lebih tepatnya sebagai sapi perahan), tapi waktu itu, kalau tidak salah ditahun 2008 yang hubungan kami menginjak 1 tahun. Karena SPV tempak saya bekerja waktu itu kekurangan yang amat sangat kurang untuk memenuhi target pada hari itu (secara kami ditarget harian, makanya lebih tepatnya disebut sapi perahan), jadi waktu itu hari sudah malam dan badan sudah sangat capek, aku mencoba menawarkan (barang yang aku bawa >>HP china yang kualitasnya sangat dibawah standart, tapi kami bangga karena dengan jeripayah dan omongan kami, menjadikan kantor wilayah kami yang terbaik se-jateng)
di sebuah counter pengisian pulsa, tak menyangka bertemu dengan teman lama (pernah 1 sekolah waktu SD dan SMA). Dia tak jauh berubah saat waktu masih sekolah dulu, tapi aku agak pangling melihatnya, coba tawar menawar HP, malah saya yang ditawari untuk membuat cincin (yang dia juga tak begitu tahu bahannya, karena dia hanya dititipin orang bila ada yang pesan dia menghubunginya). Hmmm dalam hati boleh juga secara aku dengan pacarku belum ada punya sesuatu yang "kembaran" selain hati kita. Tanpa Berfikir panjang aku mengamini tawaran dia untuk membuat cincin, secara waktu itu pacarku sedang ada di Surabaya (lupa kalau tak salah acara Pak Dhe nya yang akan berangkat Haji). Aku telpon dia, secara saya tak tahu berapa ukuran jari manisnya, setelah saya telpon dan tahu ukurannya, saya pesan 1 pasang cincin itu, yang untuk saya, saya berikan dengan tulisan namanya "IKA" dan yang nantinya dia pake saya tuliskan dengan nama "DIKA".
di sebuah counter pengisian pulsa, tak menyangka bertemu dengan teman lama (pernah 1 sekolah waktu SD dan SMA). Dia tak jauh berubah saat waktu masih sekolah dulu, tapi aku agak pangling melihatnya, coba tawar menawar HP, malah saya yang ditawari untuk membuat cincin (yang dia juga tak begitu tahu bahannya, karena dia hanya dititipin orang bila ada yang pesan dia menghubunginya). Hmmm dalam hati boleh juga secara aku dengan pacarku belum ada punya sesuatu yang "kembaran" selain hati kita. Tanpa Berfikir panjang aku mengamini tawaran dia untuk membuat cincin, secara waktu itu pacarku sedang ada di Surabaya (lupa kalau tak salah acara Pak Dhe nya yang akan berangkat Haji). Aku telpon dia, secara saya tak tahu berapa ukuran jari manisnya, setelah saya telpon dan tahu ukurannya, saya pesan 1 pasang cincin itu, yang untuk saya, saya berikan dengan tulisan namanya "IKA" dan yang nantinya dia pake saya tuliskan dengan nama "DIKA".
Setelah menunggu beberapa hari (yang kata teman saya kalau sudah jadi nanti di SMS) belum juga ada kabar, aku datang lagi ketempatnya, dia tidak ada (teman saya yang bernama Putri) tapi cincinnya sudah jadi dan dititipkan ke temennya yang jaga disitu (katanya sih si Putri kerja). Ok sudah saya ambil dan uang yang hanya satu lembar itu saya berikan kepadanya, menjadikan barang ini menjadi sah milik saya dengan barter uang tersebut.
Dan setelah itu setelah pulang kerja, saya menghubungi pacar saya untuk janjian ketemu dan menyerahkan cincin ini. Cincin ini adalah simbol hati kami. Seperti halnya cincn ini yang terpatri nama kami s\begitu juga dihati kami.
Hingga sekarang cincin yang harganya selembar uang saja tetap kami jaga dan pakai. Seperti kami menjaga api cinta kami yang kan menyala abadi dihati kami.
Penampakan Lainya :
Penampakan Lainya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar