12 Maret 2012

Bersanding Denganmu

Kini kuberdiri diantara pagi, pagi ini sangat dingin. Aku tahu semalam hujan juga belum redah, tapi semuanya mngalir dengan penuh asa. Diantara seribu hari yang ku awali tak ada hari yang bisa kulewati tanpa senyummu. Setiap detik dan setiap waktu, dalam sajak pemberian dari sebuah asa yang terlunta. Kini hari berlalu bak debu yang enggan bersinggah dihadapku. Kadang senyuman yang meluap dari hatiku yang paling mengertiku. Tapi sesajak panik aku melihatnya merindukan indah bayangmu, sesekali hati ini teriris sembilu, perih sangat, tapi kunikmati ini dengan rasa yang tak tergantikan.

Mungkin suatu saat kita kan bersanding, melawan waktu dan mengukir kisah kita pada dunia, harapan yang takkan pernah kendur dan menjadikan semangat juga tekanan tersendiri dalam diri.

Ingin segera mengakhiri ini, terbang bebas bak burung diangkasa, tapi apa daya, setiap rasa ini harus tergantikan dengan luka. Bila sesajak ini mewakilkan diri, hendaklah setetes air mata ini mewakili hati.

Sungguh diluar batas pengertian akan diri, menjadikan penghidupan yang secara garis besar dapat terlenglengkapi. Duduk disinggasana bak raja dengan balutan pakaian ketamaan dan keegoisan.

Wajar jika semua akan berubah, karena waktu juga mengalir tak mau menunggu, hingga semua tergores rasa pilu dan kisah ini berlalu dalam catatan kelu, dengan sebuah akhir yang sangat indah dan tak tertalu.

Kini tinggal aku dan pagi, sama – sama merajut asa dalam merebut cahaya mentari, semangat yang tersisa menjadikan modal yang tak ternilai dibandingkan kisah lembaran seribu kata yang memuakkan.

Hingga jingga taburkan asa semua akan sempurna dalam balutan rasa hingga

AKU AKAN BERSANDING DENGAN MU. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar