16 November 2011

DIANTARA 2 HATI



Bila dapat ku membagi cinta anugrahmu kepadanya, mungkin rasa sakit ini takkan ku alami. Namun begitu, kau tak kunjung menghadapku. Bertahun – tahun tiada kabar, pergipun tak meninggalkan jejak, apakah artinya diriku dilubuk hatimu??.
Saat Elia menorehkan kisahnyadi buku diary, terdengar suara langkah kaki yang terdekat menghampirinya. Seseorang itu telah memotong lamunannya yang sedang mengingat pujaan hatinya. Tak disangka orang yang dating adalah Andrian teman dekat kakaknya.
“Hai Elia, kamu sedang apa?” sapa Andrian/teman dekat kakaknya, lalu Elia menjawab “Hai kak, enggak apa - apa?” “lagi ngelamun saha. Emm Tumben kakak dating, cari kak alfin ya?” jawab Elia.
“Bukan, aku kesini nyari kamu kok”.
“Emang ada perlu apa sama aku?” Tanya Elia yang agak heran.
“Gak ada apa – apa, kangen aja sama kelucuan – kelucuan kamu.” “kamu tadi ngelamunin apa? Emm jangan – jangan kamu lagi mikirin pacar kamu ya?? Hayoooooo???” kata Andrian.
Lalu Elia menjawab “ bukan dah gak usah dibahas”, elia memotongnya dengan sangat ketus.
Ditengah – tengah pembicaraan mereka. Alifin kakaknya Elia keluar menemui Adrian. Eliapun segera masuk bermaksud mengambil minuman. Dalam pembicaraan mereka, tiba – tiba saja Alifin membahas adiknya didepan Andrian.
“Yan gimana apa kamu benar – benar serius mencintai Elia??”
“Aku setius Fin, aku benar – benar mencintai Elia adikmu. Sebenarnya hari ini aku ingin nembak dia. Tapi tadi ketika aku ngelihat dia tengah melamun, ku rasa dia sedang memikirkan cowok itu”.
“Maksud kamu Aditya, sudahlah yan, kamu jangan berkecil hati”, “kamu tahu kan semenjak Aditya pergi senyum Elia kini sudah musnah, dia selalu murung, terkadang nangis sendirian”.
“Tapi……..?? apa kamu yakin dia akan menerima aku?” Andrian semakin meragu.
 “Aku mengenalmu telah lama, aku tau kamu gak mungkin menyakiti Elia”, kata kakak Elia, Alfin.
Tiba – tiba Elia dating sambil membawa minuman. Namun Alfin langsung pergi ke dalam rumah bermaksud meninggalkan mereka. “Elia kakak mau bicara bentar sama kamu. Tapi kamu janji jangan marah ya”.
“memang kakak mau ngomong apa??”, jawab Elia.
“Maafkan aku, tapi sungguh kakak sangat menyayangimu”. Bermaksud meyakinkan karena terlalu kuat Elia kesakitan, Andrian pun melepas genggamannya.
“Maaf kak, bukan maksudku untuk membuat kecewa. Bukankah kakak telah tahu siapa orang yang selama ini aku cinta, dua adalah Aditya. Meskipun aku tak tahu dimana dia berada, namun hatiku masih menunggunya”, kata Elia.
Dengan perasaan sedih Andrian tetap mencoba meyakinkan Elia dengan tegas. Lalu Andrian berkata “Elia, mungkin diriku tak sebaik Aditya, dan diriku juga tak sepenuhnya sempurna. Namun salahkah dengan perasaanku ini?. Dosakah jikalau aku hadir dan sekedar singgah dihatimu?’’.
Elia pun tak kuasa menahan air matanya, ia hanya bisa terdiam mendengar kata – kata itu. “Elia adikku saying, salahkah jika aku ingin membantumu bahagia, bahagia tanpa Aditya. Aku tak ingin menghapusnya dari hatimu. Aku hanya ingin melihat senyum Elia waktu dulu, yang sering aku lihat dulu, yang sekitar satu tahun ini ku tak melihatnya lagi”. Lalu Elia berkata kepada Andrian, “Kak, aku percaya dengan ketulusan kakak, tapi kakak gak akan pernag bahagia denganku”.
Semakin lama Andrian semakin pasrah dengan perasaannya, namun dengan tegas ia mengatakan kepada Elia bahwa ia berjanji jika suatu hari nanti Aditya kembali ke Elia. Maka dia akan melepaskan dan menyatukan mereka kembali. Sungguh pengorbanan yang amat sangat berat baginya. Namun Elia pun semakin tak kuasa dengan keputusan dan pengorbanan Adrian buatnya.
“Elia, aku tak meminta kamu menjadi milikku seutuhnya. Namun aku hanya ingin membuatmu kembali tersenyum seperti dulu lagi”.
Berhari – hari telah terlewati, namun Elia belum member jawaban apa – apa kepala Andrian. Setelah dipikir – piker kembali, Elia pun menerima Adrian. Dia mencoba untuk bangkit dari luka masa lalunya. 6 bulan sudah mereka merajut kasig, Elia pun mulai ada respect pada Andrian. Perlahan dia mulai melupakan Aditya, cowok yang pernah menjadi kekasihnya selama3 tahun lebih itu. Terlihat mereka sangat bahagia. Namun pada suatu pagu hari, terjadi hal yang tidak terduga.
Adiya kembali lagi, dia menemui Elia pagi itu dirumahnya. Elia sangat kaget dengan kehadirannya Aditya. Ia tidak mampu berkata – kata, ia hanya terdiam. “Hai Elia saying apa kabar??, kata Aditya kepada Elia. Elia pun semakin gemetar dan tetap terdiam. “Bukan begitu!!” Elia pun angkat bicara. “Aku kaget karena bertahun – tahun kamu pergi tanpa kabar, lalu sekarang tiba – tiba muncul dihadapanku!!”. Lalu Aditya berkata. “Maafkan aku ini memang salahku”.
“Dit kenapa sich kamu jahat banget sama aku, salahku apa??” “kenapa dulu kau tinggalkan aku begitu saja. Lalu sekarang kamu tiba – tiba dating lagi”. Elia pun meluapkan emosinya yang selama ini yang ada dalam hatinya saat ini. Perasaan yang dipendamnya selama bertahun – tahun, kini akhirnya ia ungkapkan semuanya dihadapan Aditya. Setelah selesai berbicara. Aditya pun mencoba menjelaskan semua pada Elia.
“elia, mungkin kau akan menganggapku jahat. Memang aku jahat sekali, aku meninggalkanmu, karena keadaanku yang sepeti ini, cacat.”
“kamu hanya bisa duduk di kursi roda seperti ini, aku terima dit!!”.
Adit pun terdiam, memikirkan alas an kenapa dia pergi begitu saja selama bertahun – tahun. Dengan agak gugup Aditya pun menjelaskan semuanya pada Elia.
“elia aku pergi darimu bukan karena aku ingin meninggalkanmu. Aku mencoba untuk bisa kembali sepeti dulu saat aku menemuimu, tapi nyatanya tidak.”
“maksudmu apa??” sahut elia dengan tegas. “Apakah kamu ingat 3 tahun yang lalu kamu memintaku untuk menjemput mama mu di bandara? Ya ketika aku telah sampai mengantar mamamu ke tumah, setelah itu kejadian besar telah menimpaku seperti ini, aku kecelakaan……!!!”
Lalu Elia kaget dan terdiam, taj terasa air matanya menetes karena dia merasa bersalah gara – gara dulu dia meminta tolong Aditya untuk menjemput mamanya. Elia pun merasa bersalah dan menyesal.
“Dit maafkan aku. Aku bodoh sekali telah menuduhmu, semua ini gara – gara aku. Andai saja waktu itu aku tidak meminta bantuanmu, kamu pasti tidak akan sepeti ini”. Lalu Aditya berkata. “ini bukan salahmu!!!. Semua ini sudah takdirku”
Tak henti – hentinya Elia menangis dan menyesali perbuatannya. Aditya pun mencoba untuk menenangkannya. Aditya menjelaskan bahwa setelah kejadian itu, dia dibawa orang tuanya ke Amerika untuk menyembuhkan kakinya. Tapi meskipun bertahun – tahun pengobatan tetap saja tidak ada hasilnya. Itulah mengapa dia tidak membeti tahu dan keberadaannya waktu itu. Karena dia berharap bisa sembuh saat dia kembali kepada Elia. Namun pada kenyataannya tidak ada hasilnya.
Setelah perbincangan itu, Elia masih termenung akan apa yang telah dikatakan Aditya pagi itu. Ia mencoba menungkapkan lagi hatinya. Memikirkan kehadiran Aditya, orang yang telah ditunggunya selama ini. Tapi dia telah merajut cinta dengan Andrian. Ua pun juga telah mulai mencintai Andrian. Ia pun dilemma dalam dua hati yang berbeda. Ia bingung harus memilih yang mana, dia mikir bagaimana pengorbanan Aditya buat dia, tapi dia pun juga tidak bisa membohongi perasaannya, bahwa dia telah mencintai Andrian.
Suatu ketika Elia pun memberanikan diri untuk bercerita kepada Andrian tentang kembalinya Aditya.
“mungkin sudah waktunya untuk tepati janjiku” ucap Andrian.
“Maksudmu apa kak??” Sahut Elia.
Lalu Andrian menjelaskan. “Elia sayang aku telah puas mampu mengembalikan senyummu, ku sadari bahwa cintaku takkan pernah dimiliki. Kini tiba saatnya aku kembalikan kamu kepada Aditya, kekasih hatimu. Seperti janjiku itu kepadamu”. Dengan berat hati dia mencoba menahan air matanya dengan mengucap itu kepada Elia.
“Maksudmu apa, janji apa?? Lupakan saja janji itu, sekarang hatiku ini telah memilihmu”.
Andrianpun terdiam tanpa melanjutkan pembicaraan itu, ia tak kuat menahan kesedihan dihatinya. Hingga suatu hari ia mempertemukan mereka di sudut taman. Sebelumnya ia tak mengetahui bahkan dan pernah bertemu dengan Aditya itu. Seketika mereka dating, ia sangat kaget. Ia melihat adiknya duduk dikursi roda itum aditya itu adalah adiknya dan juga kekasih dari kekasihnya.
Ia semakin tak kuasa menahan kesedihannya. Sesaat itu Elia kaget melihat mereka.
“kak Andrian, kakak ngapain disini??” Tanya Aditya penuh keheranan. Lalu Andrian menjawabnya, “Dit sekarang Kakak tahu cewek yang selama ini kamu ceritakan pada kakak adalah Elia”. “Oh…..jadi kakak sudah kenal Elia?? Baguslah”. Sahut Aditya.
“cukup !!” Elia memotong pembicaraan itu.
“Jadi ini maksud kak Andrian apa?? Kadi selama ini Aditya adalah adikmu?” Elia sangat bingung dengan semua ini. Begitu pula Andrian dan Aditya yang sangat kaget, karena mencintai satu cewek yang sama. Namun Aditya pun menyadari bahwa kini bukan dia saja yang ada dihati Elia, ia pun merelakan Elia untuk kakaknya. Meskipun hatinya sakit, tapi ia sadar bahwa kakaknya jauh lebih pantas buat Elia.
“Dit, maafkan aku. Aku memang mencintaimu, tapi cinta itu hanya tersimpan didasar hatiku. Tapi aku janji akan selalu mengenangmu”.  Lalu Aditya pun menjawab. “Makasih El, kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga, apalagi kau tidak salah pilih, kau sudah tepat pada pilihanmu itu”. Andrian hanya terdiam membisu. Ia tak menyangka bahwa Elia akan memilihnya. Padahal dia optimis akan kehilangan Elia. Meskipun ia juga tak kuasa menahan kesedihannya ketika adik tercintanya itu telah berkorban begitu besar padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar