Mengharap mimpi yang tertunda, seringkali membuat hati ini kian sepi dan mencekam oleh asa yang tak henti- hentinya memaki. Kian lama kekukuhan diri untuk tidak menyesali kian berubah dan penyesalan datang tak henti. Tapi tak patut pula untuk disesalkan, karena semua ini hanya takdir suratan, takkan pernah berhenti mengalir hingga waktu kan kembali usang dalam kenangan.
Dibalik mimpi yang tak henti menanti satu diantara sepi kan berganti, cahaya lambat laun kan berarti, lambat laun isi kehampaan dan kesepian dalam ini. Kini dalam himpitan waktu yang tertawakanku, semua mencaci, semua memaki, semua hanya bisa menggurui tapi tak pernah berkaca diri. Hingga kelam semakin pekat dan malampun tak enggan bergerak, mengisi bait demi bait lembaran kertas dalam kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar